MODUL KULIAH KESUBURAN TANAH
Topik: Calsium (Ca), Magnesium (Mg)(, dan Sulfur (S)
dalam Tanah dan Tanaman
Judul: Sumber, Bentuk, Sifat, Fungsi, batas
kritis dan Analisis dalam Tanah dan Tanaman
Disusun oleh: Dr. Benny Hidayat
Program Studi: Ilmu Tanah / Agronomi
Tahun Akademik: 2025
KALSIUM (Ca)
1. Sumber Dan Bentuk Hara Calsium (Ca)
Sumber dan bentuk Ca
- Sumber utama: mineral kalsit
(CaCO₃), dolomit (CaMg(CO₃)₂), bahan organik, amandemen kapur (lime).
- Bentuk kimia dalam tanah:
ion Ca²⁺ dalam larutan tanah, kation tertukar (exchangeable Ca), terikat
dalam mineral (misalnya kalsit), terikat organik atau kompleks.
- Ketersediaan Ca dipengaruhi
oleh pH, pertukaran kation (CEC), leaching terutama pada tanah berpasir
atau curah hujan tinggi.
- Bentuk ion yang tersedia
bagi tanaman: Ca²⁺ untuk kalsium, Mg²⁺ untuk magnesium, dan SO₄²⁻ untuk
sulfur (ion sulfat) dalam banyak kasus.
2. Sifat dan Reaksi Ca dalam Tanah
Sifat dan reaksi Ca dalam tanah
- Ca²⁺ menggantikan H⁺ dan
Al³⁺ pada situs pertukaran kation (CEC), berperan dalam menetralkan
keasaman tanah (lime effect).
- Efek terhadap struktur
tanah: Ca membantu stabilitas agregat (meningkatkan struktur dan
porositas) karena membawa kerapatan negatif partikel-partikel tanah.
- Interaksi nutrien: Kadar Ca
yang sangat tinggi dapat menghambat ketersediaan Mg (antagonisme) dan
sebaliknya.
Reaksi-kimia utama Ca dalam tanah
a) Pelindihan (leaching) Ca²⁺
a. CaCO₃ (mineral) + 2 H⁺ → Ca²⁺ + CO₂ + H₂O
b. Contoh: kalsit (CaCO₃) meluruh
bila pH rendah atau terdapat keasaman tinggi.
Reaksi ini menunjukkan bagaimana Ca dari mineral menjadi ion terlarut yang
tersedia untuk tanaman.
b) Pertukaran kation (cation
exchange) dengan Ca²⁺
a. 2 R–Na⁺ + Ca²⁺ → (R–)₂Ca + 2 Na
b. (R– menandakan partikel tanah
atau bahan organik yang bermuatan negatif)
Ca²⁺ bisa masuk ke situs pertukaran kation, menggantikan Na⁺ (atau H⁺/Al³⁺)
pada tanah; ini penting untuk retensi Ca dan ketersediaan bagi tanaman.
c) Presipitasi karbonat kalsium
a. Ca²⁺ + CO₃²⁻ → CaCO₃ (padat)
b. Jika kondisi tanah memungkinkan
(misalnya pH cukup tinggi, ion CO₃²⁻ banyak), Ca²⁺ bisa mengendap sebagai
kalsit atau bentuk karbonat lainnya. Hal ini mengurangi Ca larut yang tersedia.
d) Netralisasi keasaman tanah
(kapur/dolomit)
a. CaCO₃ + 2 H⁺ → Ca²⁺ + CO₂ + H₂O
b. atau bila menggunakan CaO atau
Ca(OH)₂:
c. Ca(OH)₂ + 2 H⁺ → Ca²⁺ + 2 H₂O
d. Ini adalah dasar mengapa
amandemen kapur (lime) yang mengandung Ca digunakan untuk menaikkan pH tanah.
e) Sorospi / kompleks organik dengan
Ca
Ca²⁺ bisa terikat pula dalam kompleks dengan bahan organik (humus, asam fulvat,
dll). Contoh proses: Ca²⁺ + humat → Ca-humat terikat. Hal ini mempengaruhi
mobilitas dan ketersediaan Ca di tanah.
Catatan penting:
- Kondisi pH tanah
sangat menentukan bentuk Ca yang dominan dan ketersediaannya. Misalnya di
pH tinggi, karbonat/kalsit lebih dominan → Ca terikat dan kurang tersedia.
- Kehadiran ion lain, seperti
Na⁺, Al³⁺, Mg²⁺ atau K⁺, mempengaruhi kompetisi pertukaran kation.
- Mobilitas Ca²⁺ dalam tanah
cukup terbatas dibanding ion–lainnya karena mudah terikat, atau mengendap
sebagai karbonat dalam kondisi tertentu.
- Dalam konteks riset Anda
(kompos/biochar dari limbah sawit), amandemen Ca (misalnya dari kapur,
dolomit) bisa mengubah reaksi-reaksi di atas: meningkatkan Ca²⁺ larut,
mengubah pertukaran kation, dan mempengaruhi struktur agregat tanah
(karena Ca membantu flocculation)
Fungsi Ca dalam tanaman
- Ca penting untuk pembentukan
dinding sel dan pembelahan sel, transpor nutrien, aktivasi enzim, dan
meningkatkan resistensi penyakit.
- Karena mobilitasnya dalam
tanaman terbatas, suplai Ca ke bagian aktif pertumbuhan sangat penting.
Batas kritis & gejala defisiensi Ca
- Defisiensi Ca jarang terjadi
jika pH tanah dan kandungan Ca cukup. Namun pada kondisi tertentu (tanah
asam, leaching tinggi) bisa muncul.
- Gejala: pertumbuhan titik
tumbuh (apikal) terhambat, ujung dan tepi daun muda mati (necrosis),
“blossom end rot” pada tomat/pepper karena kekurangan Ca.
Batas Kritis Ca di Tanah
Batas kritis Ca di tanah biasanya dinyatakan dalam satuan cmol(+)/kg
(atau me/100g tanah) dan tergantung pada metode ekstraksi (misalnya NH₄OAc 1N
pH 7, atau KCl 1N).
|
Jenis Tanah /
Kondisi |
Batas Kritis Ca
(cmol(+)/kg) |
Keterangan |
|
Tanah mineral umum |
2,0 – 3,0 |
Di bawah nilai ini tanaman mulai menunjukkan gejala
kekurangan Ca |
|
Tanah masam / tropika |
1,0 – 2,0 |
Biasanya tanah ultisol, oxisol, podsolik merah kuning |
|
Tanah bertekstur ringan (pasir) |
0,5 – 1,5 |
Rentan kekurangan Ca karena pencucian tinggi |
|
Tanah sawah |
> 3,0 |
Umumnya cukup Ca karena pengapuran atau air irigasi
mengandung Ca |
🧩 Catatan:
Ca di tanah sangat dipengaruhi oleh pH, kejenuhan basa
(KB), dan perbandingan Ca/Mg/K. Umumnya, kejenuhan
basa Ca ideal adalah 60–70% dari KTK efektif.
🌿 2.
Batas Kritis Ca dalam Tanaman
Ca dalam jaringan tanaman biasanya dinyatakan dalam % berat kering
daun atau ppm. Nilainya bervariasi antar spesies:
Tabel Batas Kritis Ca pada berbagai Tanaman
|
Jenis Tanaman |
Batas Kritis Ca
(%) dalam daun |
Gejala
Kekurangan |
|
Padi, jagung, gandum |
0,2 – 0,3 % |
Ujung daun muda mengering, pertumbuhan terhambat |
|
Kedelai, kacang tanah |
0,3 – 0,5 % |
Daun muda klorosis, bunga gugur |
|
Sayuran daun (sawi, kubis, selada) |
0,8 – 1,0 % |
Daun muda keriting, “tip burn” pada kubis/selada |
|
Tomat, cabai |
1,0 – 1,5 % |
Busuk ujung buah (blossom end rot) |
|
Tanaman buah (jeruk, apel, pisang) |
1,0 – 1,5 % |
Pertumbuhan pucuk lemah, buah kecil/tidak normal |
Gambar penampakan tanaman kekurangan Kalsium (Ca)
Tabel Nilai Umum Batas Kritis Ca
|
Kompartemen |
Batas Kritis Ca |
|
Tanah |
1,5–3,0 cmol(+)/kg |
|
Jaringan tanaman |
0,2–1,5%
(tergantung jenis tanaman) |
MAGNESIUM (Mg)
Sumber dan bentuk Mg
- Sumber utama: mineral
silikat yang mengandung Mg seperti biotit, hornblende, dolomit, serta
bahan organik.
- Bentuk kimia dalam tanah:
Mg²⁺ larutan, exchangeable Mg, terikat mineral, terikat organik.
- Faktor yang mempengaruhi
ketersediaan: tanah asam (leaching Mg²⁺), antagonisme dengan Ca dan K,
kondisi tekstur ringan dan curah hujan tinggi.
Sifat dan reaksi Mg dalam tanah
- Mg²⁺ juga pertukaran kation
penting; pada tanah dengan leaching tinggi, Mg mudah terbawa air.
- Antagonisme dengan Ca dan K:
apabila Mg terlalu tinggi relatif terhadap Ca, dapat mengganggu struktur
tanah dan pertumbuhan tanaman.
Sifat dan reaksi S dalam tanah
- Sulfat (SO₄²⁻) larut dan
bergerak dengan air tanah → potensi kehilangan melalui leaching tinggi.
- Mineralisasi dari S organik
ke SO₄²⁻ melalui aktivitas mikroba; kondisi oksigen, pH, bahan organik
mempengaruhi proses ini.
- S juga dapat mempengaruhi
pH: beberapa senyawa S ketika dioksidasi akan menurunkan pH tanah.
Fungsi, Batas Kritis dan Gejala Mg dalam Tanaman
Mg
merupakan inti atom dari molekul klorofil → penting untuk fotosintesis; juga
aktivator enzim penting dalam metabolisme tanaman.
Batas kritis & gejala defisiensi Mg
- Tanah yang leached, ringan
dan pH sangat rendah bisa menyebabkan kekurangan Mg.
- Gejala: klorosis interveinal
(kuning antara tulang-daun, sedangkan tulang daun tetap hijau) pada daun
tua terlebih dahulu—karena Mg bersifat mobil dalam tanaman.
Batas
Kritis Mg di Tanah
Kadar Mg
di tanah umumnya dinyatakan dalam cmol(+)/kg tanah (atau me/100 g) dan
dipengaruhi oleh pH, KTK, dan kompetisi ion Ca–K–Mg.
Tabel
Batas Kritis Mg pada berbagai Tanah
|
Jenis
Tanah / Kondisi |
Batas
Kritis Mg (cmol(+)/kg) |
Keterangan |
|
Tanah mineral (umum) |
0,5 –
1,0 |
Di bawah nilai ini tanaman
mulai menunjukkan defisiensi |
|
Tanah masam (Ultisol, Oxisol,
Podsolik Merah Kuning) |
0,3 –
0,5 |
Mg sering tercuci dan tergantikan
oleh Al³⁺ dan H⁺ |
|
Tanah sawah / aluvial |
>
1,0 |
Biasanya cukup Mg |
|
Tanah bertekstur pasir |
0,2 –
0,4 |
Rentan kekurangan Mg karena
daya jerap rendah |
🧩 Kriteria tambahan:
- Kejenuhan basa Mg ideal: sekitar 10–20% dari KTK
efektif.
- Rasio Ca:Mg: sebaiknya 3:1 – 6:1
(lebih dari itu → Mg bisa kurang tersedia).
- Rasio K:Mg: ideal < 2:1 (K
tinggi bisa menekan serapan Mg).
Batas Kritis Mg dalam Tanaman
Kadar Mg
dalam jaringan tanaman biasanya dinyatakan dalam % berat kering daun
atau ppm, tergantung jenis tanaman.
Tabel
batas kritis Hara Mg pada berbagai macam tanaman
|
Jenis
Tanaman |
Batas
Kritis Mg (%) dalam daun |
Gejala
Kekurangan |
|
Padi, jagung, gandum |
0,15 –
0,25 % |
Klorosis antar tulang daun pada
daun tua |
|
Kedelai, kacang tanah |
0,20 –
0,30 % |
Daun tua menguning di antara
tulang daun (interveinal chlorosis) |
|
Sayuran daun (sawi, kubis,
selada) |
0,25 –
0,40 % |
Daun tua menguning, daun muda
masih hijau |
|
Tomat, cabai |
0,25 –
0,40 % |
Daun bawah klorosis, nekrosis
di tepi |
|
Tanaman buah (jeruk, pisang,
apel) |
0,25 –
0,50 % |
Klorosis antar tulang daun
bawah, “daun ikan tulang” (fishbone pattern) |
Tabel Batas Kritis hara Mg secara
Umum
|
Kompartemen |
Batas
Kritis Mg |
|
Tanah |
0,3 –
1,0 cmol(+)/kg |
|
Tanaman |
0,15 –
0,50 % berat kering (tergantung jenis tanaman) |
|
Kejenuhan basa Mg ideal |
10 – 20
% dari KTK |
|
Rasio ideal Ca:Mg |
13 – 6
: 1 |
|
Rasio ideal K:Mg |
< 2
: 1 |
Gambar Penampakan Tanaman Kekurangan Magnesium (Mg)
SULFUR ( S)
1. Sumber dan bentuk S (sulfur)
- Sumber: bahan organik yang
dimineralisasi (S organik → sulfat SO₄²⁻), deposisi udara, pupuk yang
mengandung S.
- Bentuk dalam tanah: ion
sulfat (SO₄²⁻) dalam larutan tanah, sorpsi ke partikel tanah atau bahan
organik, bentuk sulfat terikat, atau dalam bentuk mineral sulfida (pada
kondisi tertentu) dan juga terlepas dalam bentuk gas (tergantung kondisi).
- Mobilitas tinggi: Sulfat
mudah larut dan leaching terutama pada tanah ringan dengan curah hujan
tinggi.
2. Fungsi S dalam tanaman
- S merupakan bagian asam
amino seperti sistein dan metionin, protein, enzim, klorofil; penting juga
bagi fijasi N oleh tanaman legum.
3. Batas kritis & gejala
defisiensi S
- Defisiensi S semakin
diperhatikan, khususnya pada sistem intensif yang hanya diberikan NPK
tanpa S.
- Gejala: daun muda berubah
hijau pucat atau kuning karena S kurang mobil → pertama muncul pada daun
muda; pertumbuhan tersendat.
Batas Kritis S di Tanah
Kadar S
dalam tanah biasanya diukur dalam bentuk SO₄²⁻-S (sulfat tersedia) dan
dinyatakan dalam ppm (mg S/kg tanah).
Tabel Nilai
batas kritis S pada jenis tanah
|
Jenis
Tanah / Kondisi |
Batas Kritis
S (mg SO₄-S/kg tanah) |
Keterangan |
|
Tanah mineral umum |
10 – 15
ppm |
Di bawah ini tanaman berpotensi
kekurangan S |
|
Tanah masam tropis (Ultisol,
Oxisol) |
8 – 12
ppm |
Umumnya miskin S akibat
pencucian dan bahan organik rendah |
|
Tanah sawah |
> 15
ppm |
Biasanya cukup S dari air
irigasi atau mineral sulfat |
|
Tanah berpasir / drainase cepat |
< 10
ppm |
Rentan kekurangan karena
pencucian cepat |
|
Tanah gambut / organik tinggi |
> 20
ppm |
Umumnya kaya S karena
dekomposisi bahan organik |
🧩 Catatan penting:
- Sebagian besar S tersedia
berasal dari mineralisasi bahan organik.
- Dalam kondisi tergenang
(anaerob), S dapat berubah menjadi H₂S, yang toksik jika
berlebihan.
Batas Kritis S dalam Jaringan
Tanaman
Kadar S
dalam jaringan tanaman biasanya diukur dalam % berat kering daun.
|
Jenis
Tanaman |
Batas
Kritis S (%) dalam daun |
Gejala
Kekurangan |
|
Padi, jagung, gandum |
0,15 –
0,20 % |
Daun muda menguning (mirip
kekurangan N, tapi muncul di daun muda dulu) |
|
Kedelai, kacang tanah |
0,20 –
0,25 % |
Daun muda pucat, pertumbuhan
terhambat |
|
Sayuran daun (sawi, kubis,
selada) |
0,30 –
0,50 % |
Daun muda pucat kekuningan,
tanaman kerdil |
|
Tomat, cabai |
0,25 –
0,40 % |
Daun muda menguning, batang
kecil dan keras |
|
Tanaman buah (jeruk, pisang) |
0,20 –
0,30 % |
Daun muda kuning pucat, buah
kecil |
Rasio Ideal dan Hubungan dengan Unsur Lain
- Rasio N:S ideal = 10–15 : 1
Jika rasio lebih tinggi → kemungkinan tanaman kekurangan S walau N cukup. - S bersinergi dengan N dan
P dalam sintesis protein dan enzim.
- Kekurangan S menurunkan
efisiensi penggunaan N (Nitrogen Use Efficiency).
|
Kompartemen |
Batas
Kritis S |
|
Tanah |
10 – 15
mg SO₄²⁻-S/kg |
|
Jaringan
tanaman |
0,15 –
0,50 % berat kering |
|
Rasio
N:S ideal |
10–15 :
1 |
PRINSIP KERJA ANALISIS CA, MG DAN S TANAH DAN
TANAMAN
1. Analisis tanah (Ca, Mg, S)
- Sampling hati-hati:
pengambilan representatif (kedalaman root zone, arah zig-zag, jangan ambil
dari area luar biasa).
- Preparasi: keringkan udara,
ayak (≤2 mm), homogenisasi.
- Ekstraksi kation (Ca, Mg):
banyak laboratorium menggunakan larutan amonium asetat 1 M pH 7.0 untuk
menentukan Ca dan Mg exchangeable.
- Interpretasi: hasil soil
test menunjukkan indeks yang menunjukkan kemungkinan respons tanaman
terhadap penambahan unsur. Contoh: sulfat S sulit diukur secara akurat
dalam banyak tes standar, sehingga tissue analysis kadang jadi pilihan
untuk S.
- Rasio Ca:Mg kadang
diperhitungkan (misalnya 6:1 hingga 1:1) tetapi bukti bahwa rasio ideal
unggul masih lemah.
Analisis tanaman (plant tissue)
- Sampling: bagian tanaman
indikator (misalnya daun matang) pada pertumbuhan yang tepat.
- Preparasi: cucian ringan
jika diperlukan, pengeringan, penggilingan, digesti (misalnya asam
nitrat/peroksida), kemudian analisis unsur (Ca, Mg, S) via AAS/ICP atau
metode spesifik.
- Interpretasi: hasil dianalisis
terhadap rentang kecukupan (sufficiency ranges); juga memperhatikan rasio
seperti N:S untuk S.
- Kombinasi soil test + tissue
analysis memberikan pemahaman terbaik: soil memberi potensi ketersediaan,
tissue memberi kondisi nyata di tanaman.
2. Sifat & Reaksi Ca, Mg, S dalam Tanah
- Ca²⁺ dan Mg²⁺ dapat
menggantikan ion‐H⁺ atau Al³⁺ pada situs pertukaran kation (CEC) sehingga
mempengaruhi pH dan kapasitas pertukaran.
- Ca membantu memperbaiki
struktur tanah, stabilitas agregat, karena ion Ca mengikat partikel tanah.
- Interaksi antar nutrien:
kadar tinggi Ca dapat menghambat uptake Mg, dan sebaliknya — antagonisme
antara Ca dan Mg.
- Sulfur dalam bentuk sulfat
(SO₄²⁻) mudah bergerak, dan tanah dengan bahan organik rendah atau banyak
pencucian mungkin kekurangan S.
- Aplikasi amandemen seperti
kapur (lime) yang mengandung Ca atau Mg akan menaikkan pH, sedangkan
beberapa sumber S bisa menurunkan pH kalau bersifat asam.
3. Fungsi, Batas Kritis & Gejala Defisiensi Ca,
Mg, S dalam Tanaman
Fungsi
- Ca: penting untuk pembentukan
dinding sel, pembelahan sel, stabilisasi membran, transpor nutrien, serta
meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.
- Mg: inti atom Mg dalam molekul
klorofil → esensial untuk fotosintesis; juga aktivator banyak enzim dan
metabolisme tanaman.
- S: komponen asam amino
(metionin, sistein), protein, enzim, klorofil; juga penting untuk fiksasi
N pada legum.
Batas Kritis & Gejala Defisiensi
- Ca defisiensi: pada tanaman yang tumbuh
cepat atau organ terminal—gejalanya bisa berupa titik tumbuh mati, daun
muda mengkerut, buah menjadi kecil/terdistorsi (contoh: blossom end rot).
- Mg defisiensi: gejala khas berupa
klorosis interveinal (jaringan di antara tulang daun menjadi kuning,
tulang daun tetap hijau) terutama pada daun tua karena Mg mobil dalam
tanaman.
- S defisiensi: muncul pada daun muda
(karena S kurang mobil), daun muda menjadi hijau pucat atau kuning,
pertumbuhan terhambat.
4. Prinsip Kerja Analisis Ca, Mg & S Tanah dan
Tanaman
- Analisis Tanah: Sampling representatif (kedalaman
zona akar, homogenisasi), pengeringan, pengayakan. Ekstraksi ion‐kation
untuk Ca dan Mg (misal larutan ammonium‐asetat) untuk menentukan kation
tertukar.
- Tidak banyak tes tanah
spesifik yang akurat untuk S tersedia—sehingga analisis jaringan (plant
tissue) menjadi penting untuk S.
- Analisis Tanaman: Ambil bagian tanaman yang
tepat (misalnya daun matang), preparasi (pembersihan, pengeringan,
penggilingan), digesti dengan asam, kemudian analisis via AAS/ICP untuk
Ca, Mg; untuk S bisa analisis total S atau sulfat. Interpretasi terhadap
rentang kecukupan spesifik tanaman.
- Kombinasi hasil tanah +
jaringan membantu memahami potensi ketersediaan (tanah) dan kondisi aktual
uptake dan status tanaman (jaringan).
Tabel komprehensif yang memuat sumber/bentuk,
fungsi, batas kritis (jika tersedia) dan gejala defisiensi untuk nutrien
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S) — yang bisa Anda sisipkan langsung
ke dalam modul.
|
Unsur |
Sumber
/ Bentuk utama di tanah |
Fungsi
utama dalam tanaman |
Batas
kritis / rentang kecukupan (tanaman/jaringan) |
Gejala
defisiensi |
|
Ca (Kalsium) |
Mineral seperti kalsit (CaCO₃),
dolomit (CaMg(CO₃)₂); Ca²⁺ larutan, exchangeable Ca, terikat dalam
mineral/organik |
Pembentukan dinding sel, pembelahan
sel, stabilisasi membran, transport nutrien |
Contoh: pada daun tanaman
tertentu ~ 0,20–0,25 % cukup untuk rumput & jagung. Untuk buah-tanaman
seperti tomat/pepaya bisa ~ 1 % atau lebih. |
Daun muda mengecil, ujung/tepi
daun muda mati, pertumbuhan titik tumbuh terhambat, “blossom end rot” pada
buah tomat |
|
Mg (Magnesium) |
Mineral silikat yang mengandung
Mg (biotit, hornblende), dolomit; Mg²⁺ larutan, exchangeable Mg, terikat
organik/mineral |
Inti atom dalam molekul
klorofil → fotosintesis; aktivator enzim; metabolisme fosfat |
Contoh: daun tingkat tanaman:
< 0,10–0,15 % Mg bisa defisiensi untuk beberapa tanaman. |
Klorosis interveinal (jaringan
antar‐tulang daun kuning, tulang daun hijau) pada daun tua terlebih dahulu |
|
S (Sulfur) |
Bahan organik yang
dimineralisasi menjadi SO₄²⁻; sumber pupuk S; sulfat larutan, sorpsi ke
partikel |
Komponen asam amino (metionin,
sistein), protein, enzim; penting untuk sintesis klorofil; peran dalam
fiksasi N |
Contoh: beberapa sayuran
memiliki angka kritis ~ 0,20–0,30 % S. Juga N:S ratio: jika > 16–18:1, S
mungkin membatasi protein. |
Daun muda menjadi hijau
pucat/kuning karena S kurang mobil → pertumbuhan terhambat |
Daftar Pustaka
1. Brady,
N. C., & Weil, R. R. (2017). The nature and properties of soils
(15th ed.). Pearson Education.
Referensi umum untuk sifat, reaksi, dan peranan
unsur hara makro dalam tanah (K, Ca, Mg, S).
2. Havlin,
J. L., Tisdale, S. L., Nelson, W. L., & Beaton, J. D. (2014). Soil
fertility and fertilizers: An introduction to nutrient management (8th
ed.). Pearson Education.
Membahas bentuk, fungsi fisiologis, dan
pengelolaan unsur hara utama termasuk K, Ca, Mg, dan S.
3. Fageria,
N. K. (2009). The use of nutrients in crop plants. CRC Press.
Menjelaskan peran fisiologis dan gejala
defisiensi masing-masing unsur hara pada tanaman.
4. Marschner,
P. (2012). Marschner’s mineral nutrition of higher plants (3rd ed.).
Academic Press.
Sumber mendalam mengenai fungsi unsur hara dalam metabolisme
dan interaksi antar unsur.
5. Mengel,
K., & Kirkby, E. A. (2001). Principles of plant nutrition (5th
ed.). Springer.
Referensi klasik mengenai ketersediaan,
transport, dan fungsi nutrien dalam tanaman.
6. Tan,
K. H. (2010). Principles of soil chemistry (4th ed.). CRC Press.
Menjelaskan reaksi kimia tanah terkait Ca, Mg, K,
dan S serta dinamika ketersediaan hara.
7. Prasad,
R., & Power, J. F. (1997). Soil fertility management for sustainable
agriculture. CRC Press.
Fokus pada manajemen unsur hara makro dan
dampaknya terhadap produktivitas tanaman.
8. Alloway,
B. J. (2008). Micronutrient deficiencies in global crop production.
Springer.
Walaupun berfokus pada unsur mikro, buku ini
memberikan konteks penting tentang interaksi K, Ca, Mg, dan S dengan unsur
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar