Senin, 31 Januari 2011

Pengelolaan DAS Deli

CARA, STRATEGI DAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN DAS DELI UNTUK MENCAPAI KESIMBANGAN  DALAM PENGELOLAAN DAS

TUGAS UJIAN SEMESTER

OLEH
 BENNY HIDAYAT
108104007





PROGRAM DOKTOR
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. GAMBARAN UMUM DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DELI
Daerah aliran sungai adalah bentang lahan yang dibatasi oleh pembatas topografi (Topography divide) yang mengalirkan air kepada satu titik (Danau atau Laut) dan merupakan kesatuan ekosistem yang unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam berupa tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia (aspek sosial cultural) sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut yang saling mempengaruhi secara sistematis.

 Berdasarkan defenisi diatas DAS dipandang sebagai  system hidrologi yang kompleks yang saling saling berinteraksi antara satu komponen dengan komponennya, perubahan pada tiap satu komponen sumber daya dapat dikaji dampaknya terhadap komponen sumber daya lainnya dan  akan mempengaruhi  system hidrologi yang merupakan pergerakan/ siklus air di DAS tersebut.

 DAS Deli mencakup 2 kabupaten  yaitu Deli Serdang dan Karo, dan kota madya Medan dengan luas DAS berkisar 56,848.88 Ha, dengan  Pemanfaatan Lahan sebagai berikut :

Tabel 1 Penggunaan Lahan DAS Deli


No                    LAND_USE                                          HECTARES                             (%)
1          Community Forest (K.Campuran)                 4,241.47                                  7.46
2          Community Forest (Kemiri)                          19.48                                          0.03
3          Critical Land                                                       1,586.76                                 2.79
4          Cultivation                                                         25,868.81                                 45.50  
5          Fishpond                                                          2,595.74                                    4.57
6          Forest (Recreation Forest) +Community Forest 367.96                             0.65
7          Forest (TAHURA)                                             2,298.65                                   4.04
8          Mangrove tree                                                  1,609.43                                    2.83
9          Settlement                                                        17,887.88                                 31.47
10        Volcano and Rock                                             205.31                                    0.36
11        Water                                                                  167.38                                     0.29
T o t a l                                                            56,848.88                                 100.00
Sumber :
- Survey and Ground truth, March, 2006, Landsat ETM+7 2002 dan Bakosurtanal

Sumber :
- Survey and Ground truth, March, 2006, Landsat ETM+7 2002 dan Bakosurtanal


Cara Pengelolaan yang baik
One river, one plan, one management,satu sungai satu perencanaan dan satu managemen merupakan istilah yang popular dalam pengelolaan DAS secara terpadu.
DAS Deli mencakup kabupaten Karo, Deli serdang dan Kota Madya Medan, ,  Kabupaten Karo merupakan Hulu DAS deli Deli Serdang Tengah DAS dan Kota madya Medan khususnya Medan marelan merupakan Hilir DAS, kerjasama antara Pemerintah daerah mutlak di perlukan dalam pengelolaan DAS.
Pergerakan air tidak dapat dibatasi oleh ruang  politik ataupun administrasi Sistem pergerakan air nampak jelas menggambarkan hubungan sebab-akibat hulu-hilir. Daerah hulu dari segi letak daerah dalam suatu DAS dan yang dipersepsikan oleh masyarakat luas merupakan daerah paling atas sedangkan daerah hilir adalah daerah paling bawah dari suatu DAS. daerah hulu umumnya dicirikan oleh topografi bergunung, curah hujan tinggi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat lokalnya kurang maju. Semakin ke arah hilir cenderung makin landai, hujan makin kurang dan kondisi sosial ekonomi lebih baik.
Wilayah DAS sebagai kesatuan bio-region harus dipahami secara holistik dan komprehensif oleh penyelenggara daerah otonom. Prinsip dasar dari DAS sebagai bio-region adalah adanya keterkaitan berbagai komponen dalam DAS secara spasial (ruang), fungsional, dan temporal (waktu). Perubahan salah satu salah satu bagian dari bio-region akan mempengaruhi bagian lainnya, sehingga dampak dari perubahan bagian bio-region tidak hanya akan dirasakan oleh kawasan itu sendiri (on site) namun juga di luar kawasan (off site). Sebagai contoh rusaknya hutan di bagian hulu akan menimbulkan banjir, yang sering di rasakan di kota Medan, erosi, sedimentasi, dan penurunan kualitas air di bagian hilirnya. Keberhasilan peningkatan kapasitas alamiah DAS akan dapat dicapai, jika dan hanya jika, pengelolaan DAS dilakukan secara terpadu, baik antar pemerintah propinsi/kabupaten maupun antar sektor, dengan dukungan partisipasi aktif dari berbagai kelompok masyarakat.

SRATEGI PENGELOLAAN DAS DELI
1. Pengelolaan Komunitas Kelembagaan yang Baik
 Pembentukan Kelembagaan Pemerintah dan Universitas
DAS deli merupakan suatu kesatuan ekosistem keruang yang satu saling mempengaruhi factor lainya harus di kelolaa secara  terpadu secara kelembagaan dari kabupaten Karo, Deli serdang dan Kota madya Medan. Karena masalah dalam pengelolaan DAS bukan hanya terletak pada masalah teknis tetapi kebanyakan pada lembaga pengelolaan DAS dan lemahnya kebijaksanaan Publik, dan pengawasan pada pengelolaan DAS. Pendekatan teknis yang di lakukan pun masih bersifat parsial pada suatu kawasan dengan pandangan yang berbeda terhadap DAS, untuk itu pemerintah harus meminta peran serta actor intelektual dari Universitas sehingga memiliki presepsi yang benar tentang pengelolaan DAS, Seperti Normalisasi air, tinggkat lembaga pemerintah (PU) Normalisasi air meluruskan aliran sungai/ memudahkan air untuk mengalir, hal ini berbeda dengan pandangan para intelektual universitas, begitu pula dengan pengawasan di lakukan dengan kerjasama antar lembaga dan Universitas.
2. Pengelolaan Parsitifatif ( Melibatkan Komunitas Masyarakat)
Masyarakat sebagai bagian komponen ekosistem DAS/ aktor dalam pemanfaatan  DAS harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang DAS dan mengetahui bahaya bila DAS tidak di kelola dengan Baik  , kebanyakan masyarakat memahami DAS sebagai bataran sungai yaitu 5-10 m kanan kiri sungai,  Dari table penggunaan lahan /Peta tutupan lahan dapat dilihat bahwa 31, 47% merupakan kawasan pemukiman dengan 45,50 % merupakan kawasan budidaya, jadi total 76,97% kawasan DAS deli di pengaruhi oleh cultural budaya terutama pada kawasan hulu di tambah dengaan lahan kritis 2,79%, hari ini pelibatan/ parsitifasi masyarakat dalam pengelolaan DAS sangat kecil, sehingga sering terjadi pengrusakan kawasan DAS meningkat meningkatnya lahan kritis pada Hulu DAS.

Teknologi Pengelolaan DAS Deli
Banyak teknologi yang dapat diterapkan yang tidak terkait dengan bangunan ( non structural measure) yang dapat dimanfaatakan/ digunakan dalam penanggulangan masalah banjir dan Erosi- sedimentasi.Beberapa pilihan teknologi yang dapat diterapkan misalnya (a) Peramalan banjir, (b) Pemetaan bahaya banjir, (c) Pembentukan kelembagaan pengelolaan DAS/ Tim Penanggulangan masalah banjir, (d) Pendidikan masyarakat dan perilaku masyarakat, serta Kampanye penanggulangan lingkungan, (f) Insentif Kompensasi/ hulu hilir (sharing pendanaan antara hulu dan hilir)
 Insentif /Kompensasi Pengelolaan DAS adalah Konsekwensi dari DAS yang merupakan kesatuan ekosistem pemanfaatan kawasan sungai , Kawasan Hulu yang merupakan kawasan perbukitan dan pertanian sedangkan kawasan Hilir merupakan Kawasan Industri dan Perkotaan, kawasan hilir mengambil manfaatan setiap praktek konservasi yang di laksanakan pada kawasan Hulu, sesuai dengan Teori DAS diatas maka semua biaya yang dikeluarkan di bagi rata pada setiap pemanfaatan DAS hal tersebut untuk mempengaruhi atau memotivasi masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, untuk bertindak atau mengadopsi teknik dan metode baru yang bertujuan untuk memperbaiki pengelolaan DAS. insentif/disinsentif dapat di berikan secara langsung (berupa Hibah,Tunjangan, Subsidi) atau secara tidak langsung dengan peningkatan fasilitas pelayanan pendidikan, kesehatan, transportasi dan sebagainya, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar